Pemerintah sementara Mesir menahan tiga orang mantan menteri rezim Hosni Mubarak dan seorang pejabat tinggi Partai Demokratik Nasional (NDP). Mereka dituduh telah menyalahgunakan wewenang dan korupsi serta menghambur-hamburkan uang negara.
Menurut kantor berita Associated Press, Jumat 18 Februari 2011, keempat orang tersebut ditahan sejak Kamis, 17 Februari 2011. Mereka adalah mantan Menteri Dalam Negeri Habib el-Adly, mantan Menteri Perumahan Ahmed Maghrabi, mantan Menteri Pariwisata Zuheir Garana, dan seorang taipan besi, Ahmed Ezz, yang pernah menjabat sebagai pejabat tinggi di Partai Mubarak, NDP.
Keempat orang ini akan ditahan selama 15 hari untuk proses investigasi terkait dugaan kasus yang menimpa mereka. Sebelumnya, pemerintah telah melarang mereka pergi keluar negeri dan membekukan semua aset mereka.
Al-Adly, yang mempunyai kuasa atas 500.000 aparat keamanan, dituduh telah menyalahgunakan kekuasaannya dengan memerintahkan mereka menyerang para demonstran yang berdemo dari 25 Januari hingga 11 Februari ketika Mubarak memutuskan turun. Dilaporkan, lebih dari 300 orang demonstran tewas akibat bentrok dengan aparat maupun dengan massa pro-Mubarak.
Sementara itu, ketiga mantan pejabat tinggi lainnya, Maghrabi, Garana dan Ezz, ditangkap atas dugaan korupsi, pencucian uang, dan menghamburkan uang negara. Selain mereka, terdapat belasan lagi mantan menteri dan pengusaha yang akan diselidiki terkait dugaan korupsi maupun penyalahgunaan kekuasaan.
Gelombang demonstrasi anti Mubarak selama lebih dari dua pekan menilai pemerintahannya, yang telah berlangsung lebih dari 30 tahun, penuh dengan pejabat korup.
Salah seorang putra Mubarak, Gamal, juga dituduh telah memanfaatkan posisi ayahnya dalam mencari keuntungan bagi beberapa perusahaannya. Setelah Mubarak turun dari posisinya, investigasi dugaan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan mulai dilakukan oleh pemerintahan militer Mesir. (umi)